• Kontak Kami : (022) 6654778

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Sunda Dalam Materi Diskusi Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Kelas X SMAN 1 Cimahi

  • Oleh : Eksa Dwi Ratih,M.Pd.
  • 26 Januari 2023
  • 938
  • SMA Negeri 1 Cimahi

Bahasa Sunda merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat yang berada di daerah Sunda. Daerah tersebut termasuk Cimahi yang berada di Jawa Barat. Masyarakat yang tinggal dan menetap di daerah tersebut harus bisa memahami serta menggunkan bahasa Sunda. Termasuk siswa/peserta didik harus bisa mengunakan bahasa Sunda. Dalam pembelajaran bahasa Sunda di sekolah Cimahi, khususnya di SMA Negeri 1 Cimahi ada beberapa hal yang menjadi hambatan dalam proses kegiatan pembelajaran bahasa Sunda. Diantaranya, 1) siswa yang tidak berani menggunakan bahasa Sunda, 2) siswa yang tidak mengerti bahasa Sunda, dan 3) siswa yang tidak menggunakan bahasa Sunda dan tidak bisa menggunakan bahasa Sunda. Hal lain yang menjadi permasalahan pembelajaran bahasa Sunda di SMA Negeri 1 Cimahi yaitu pembelajaran kurang bervariatif dalam meningkatkan motivasi siswa yang mengakibatkan pembelajaran monoton.

Materi diskusi merupakan materi yang menuntut siswa berbicara merupakan salah satu materi yang dianggap sulit untuk dipraktekan. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini salah satunya    kurangnya stimulasi siswa untuk berbicara dalam pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang sebagian besar menggunakan model ceramah.

Adapun latar belakang masalah dari kurangnya minat siswa dalam pembelajaran diskusi di antaranya: 1) kurangnya motivasi belajar siswa dalam materi diskusi. Hal itu disebabkan oleh kurangnya sumber bacaan Sunda untuk dijadikan bahan berdiskusi.  2) Siswa tidak menggunakan bahasa Sunda dalam bahasa pengantar sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa sulit memahami kata dan kalimat dalam bahasa Sunda. Akibatnya, siswa takut untuk menggunakan bahasa Sunda dalam pembelajaran. Sedangkan dalam pembelajaran diskusi siswa dituntut untuk bisa menyampaikan pendapat dalam bahasa Sunda. 3) Keterbatasan fasilitas sekolah menyebabkan siswa terbatas dalam menggali informasi dan menerapkan pembelajaran yang bervariatif.

Berdasarkan masalah tersebut praktik ini penting karena beberapa hal yaitu memberi gambaran mengenai pembelajaran inovatif dan memberi inspirasi untuk rekan pendidik. Guru sebagai fasilitator dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar harus mempersiapkan materi dan bahan pembelajaran dengan matang agar bisa menciptakan  suasana yang nyaman dan menarik untuk siswa berbicara bahasa Sunda. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya kerjasama antara pendidik, siswa, dan instansi sekolah agar tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pendidik/guru agar selalu berinovasi dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran. Siswa sebagai sebagai subjek yang diberikan penerapan pada praktik pembelajaran. Sekolah sebagai instansi yang menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran di kelas.

Praktik pembelajaran diusahakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:

1.     Menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran agar siswa aktif dalam pembelajaran berbicara dengan cara mengungkapkan pendapatnya.

Langkah-langkah model Problem Based Learning yaitu;

Orientasi peserta didik pada masalah

·    Peserta didik dan guru bertanya jawab mengenai hal yang sedang viral selama satu minggu terakhir.

·    Guru menampilkan video dan beberapa gambar mengenai berita-berita untuk menstimulus berbicara

https://www.youtube.com/watch?v=hFSesSjbuuU

·    Peserta didik menyampaikan pendapat mengenai video yang telah ditampilkan.

Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

·    Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok dibantu oleh guru. Guru membantu mengorganisasikan peserta didik untuk menjelaskan tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahannya

·    Berdasarkan kelompok yang telah ditentukan, peserta didik mencari berita yang sedang  viral dan menarik untuk mendapatkan informasi dan pemecahan masalahnya dan dijadikan bahan untuk berdiskusi.

Investigasi mandiri dan kelompok

·     Peserta didik mengidentifikasi masalah dalam berita yang viral

·     Peserta didik mengolah informasi dari beberapa sumber untuk dijadikan solusi

·     Peserta didik menulis hasil indentifikasi masalah dan solusi dalam LKPD.

 

 

 

Menyajikan hasil kerja

·     Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas berdasarkan LKPD yang telah dikerjakan.

·     Peserta didik membuktikan hasil pekerjaannya dengan memberi tanggapan ketika teman yang lainnya tampil lalu dicocokan dengan pendapat dan kriteria penilaian yang sudah disepakati sebelumnya.

·     Peserta didik mendapatkan solusi lainnya berdasarkan proses berdiskusi.

Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

·    Peserta didik dan guru untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap investigasi dan proses-proses yang mereka gunakan.

2.     Strategi yang dilakukan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Dalam proses pembelajaran siswa diberikan stimulus untuk merangsang siswa berbicara. Stimulus tersebut berupa foto dan video berita viral selama dua minggu terakhir.

3.     Sumber materi dalam praktik pembelajaran ini yaitu foto dan video berita up to date dari berbagai sumber media sosial dan salah satu contoh berita Sunda dari majalah Manglè.

Dari hasil refleksi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Problem Based Learning, siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif sehingga dapat meningkatkan kemempuan berbicara berbahasa Sunda